Selasa, 25 Desember 2018

144 A



Untuk memahami 144 A, ada baiknya saya mendongeng agar anda bisa memahaminya dengan mudah. Tersebutlah, saya dapat peluang dari konsultan bisnis untuk mengambil alih Tower Perkantoran di Boston. Bisnisnya bagus. Begini, Tower diambil alih dalam rangka restruktur asset perusahaan yang memiliki tower itu, Jadi kalau saya beli tower itu, akan otomatis disewa kembali oleh penjual. Sayapun akan dapat fixed income untuk memastikan investasi saya kembali. Sementara penjual dapat uang tunai untuk memperbaiki cash flow nya dan kemudian membayar biaya sewa sebagai variable cost dalam struktur neracanya. Fair kan.

Harga tower itu USD 450 juta. Darimana saya dapat uang ? Saya tidak akan keluar dari kantong sendiri. Karena kalau bisnis jaman now, keluar uang sendiri itu bego namanya. Jadi gimana ? ya saya mendirikan perusahaan lepas pantai ( offshore company ) di daerah bebas pajak. Mengapa ? karena perusahaan ini tidak butuh syarat rumit untuk bisa keluarkan obligasi atau prefered stock kepada investor. Sayapun menggandeng Asset Management yang terhubung dengan 144 A untuk bertindak sebagai underwriter penerbitan obligasi itu. Tentu saya tidak bisa masuk kepasar umum atau bursa terdaftar. Karena perusahaan saya abal abal. Jadi siapa yang akan beli Obligasi saya ? ya investor terbatas. Atau investor yang punya uang sedikitnya USD 1 juta. Kalau saya masuk ke level 144 A SEC maka investor yang boleh beli obligasi hanyalah yang punya uang minimal USD 100 juta.

Bagaimana saya dapatkan investor itu? Tidak sulit. Yang namanya uang itu selalu penciumannya tajam, Sedikit saja ada yield lebih tinggi, dia pasti tahu. Pasti dia akan mendekat. Tapi ketika mereka mendekat, maka yang petama kali mereka ingin tahu apa resikonya ? Mereka tidak minta collateral. Tetapi minta risk management. Tak perlu kawatir. Ada institusi lain yang siap menyediakan risk management. Apa itu ? perusahaan asuransi. Bukan asuransi kesehatan. Tapi perusahaan yang mengelola resiko atau biasa disebut dengan hedge fund. Kepada hedge fund , saya berikan exit strategy dalam bentuk refinancing setelah akuisis tower itu selesai. Apakah sampai disitu saja ? tidak. Setelah refinancing terlaksana, saya akan mengelurkan SUKUK di Dubai , yang bisa di convert dalam bentuk saham kemudian hari.

Perhatikan strategi saya, 1)terbitkan obligasi, 2) yang dijamin dengan exit strategi refinancing setelah tower diambil alih. 3). Restruktur hutang melalui penerbitan SUKUK yang bisa di convert dalam bentuk saham. 4) IPO dengan harga 4 kali lipat. Dengan empat langkah ini, maka pengelola hedge fund mulai menciptakan skema investasi untuk ditawarkan kepada investor 144 A. Apakah investor keluar uang ? tidak. Investor hanya menyerahkan portfolio investasi nya dalam bentuk asset (saham atau obligasi ) kepada hedge fund, yang akan meleverage asset itu, menjadi uang tunai. Kemudian uang itu di serahkan kepada saya untuk membayar pembelian tower. 

Jadi, hanya gunakan paperwork , saya punya tower gedung tanpa keluar uang. Investor memegang obligasi saya dengan yield yang dijamin oleh pemain hedge fund. Tapi jaminan itu hanya future dan hanya dalam bentuk skema atau ide saja. Apa itu ? Investor, pemain hedge fund, fund manager, dan saya menantikan laba dari exit strategi ketika kelak perusahaan masuk bursa. Makanya dana hedge fund itu berbeda dengan reksa dana yang kapan saja investor bisa keluar melalui pasar umum. Tapi hedge fund, investor harus menempatkan uangnya sedikitnya tiga tahun. Posisi dana selama tiga tahun ini adalah mandatori kepada Pemain hedge fund dan bersifat rahasia.Jadi memang sophisticated dan restricted bagi orang awam. Apalagi yang masih berpikir berhutang dengan cara cara terbelakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Ekonomi kita " agak laen"

  SMI mengatakan ekonomi kita agak laen. Karena banyak negara maju pertumbuhannya rendah, bahkan seperti Jepang dan Inggris masuk jurang res...