Minggu, 19 Agustus 2018

Kampanye global Indonesia.


Saya sering dapat tamu dari Amerika atau Eropa atau China yang memilih tempat pertemuan di Singapore kalau saya lagi di Jakarta. Saya tanya alasan mereka. Sebagian besar karena soal kenyamanan. Tahukan apa maksud nyaman? rasa aman dari segala rasa kawatir. Mengapa mereka sampai paranoid begitu terhadap Indonesia? itu lebih disebabkan soal pilihan atas persepsi yang sudah terbentuk lebih dulu dalam diri mereka. Bahwa bagi mereka Indonesia tidak aman. Sebagian besar wisatawan China yang datang ke Indonesia umumnya adalah low class. Yang middle class dan high class umumnya memilih tempat piknik ke Eropa dan Jepang. Quota exit permit untuk wista ke Indonesia hanya 15 juta. Kalah jauh dengan destinasi ke Jepang yang mencampai kurang lebih 25 juta wisatawan CHina.

Itu dari segi wisata. Kalau wisata saja mereka ragu datang ke Indonesia bagaimana dengan investasi. Tentu sama saja. Kalaupun ada investor yang masuk ke Indonesia dari luar negeri umumnya adalah investor institusi yang sudah punya bekal riset yang cukup terhadap indonesia. Tetapi investor private tidak mudah mengubah persepsi yang sudah terbentuk sedemikian rupa. Apalagi secara bisnis mereka umummya sudah mapan dan lagi mereka juga tahu begitu banyak pilihan investasi yang lebih baik dari Indonesia seperti Vietnam, Malaysia, Thailand. Sehingga ketika menentukan pilihan selalu Indonesia ditempat peringkat belakang setelah negara lain. Ini fakta yang saya rasakan. Terbukti tahun ini holding saya untuk bisnis di Asia Tenggaran ditempat di KL. Saya tidak bisa menolak.

Jokowi sadar betul bahwa masalah kampanye wisata dan investasi untuk indonesia selama ini sangat lemah. Umumnya dilakukan secara normative melalui kantor kedutaan, perwakilan Indonesia di luar negeri dan ikut pameran. Namun kampanye yang spektakuler berkelas dunia, menjadi perhatian global jarang dilakukan. Tahun ini ada ajang ASIAN Games. Ini benar benar dimanfaatkan dengan baik oleh Jokowi sebagai sarana promosi Indonesia. Persiapan pembukaan ASIAN Games itu tidak lakukan sehari tetapi lebih dari setahun. Semua aspek design kampanye dibuat secara detail dengan melibatkan konsultan promosi berdedikasi international. Yang hebatnya , Jokowi sendiri sebagai presiden tampil sebagai aktor kampanye ini dengan sentuhan profesional. Ini mungkin pertama kali didunia seorang presiden tampil sebagai aktor kampanye kenegaraan.

Setelah ASIAN GAMES, oktober tahun ini akan ada perhelatan akbar pertemuan IMF dan World Bank group yang akan dihadiri oleh menteri ekonomi dari seluruh dunia. Akan dihadiri oleh undangan VVIP yang merupakan investor kelas dunia. Akan dihadiri oleh institusi Keuangan baik dibawah World bank group maupun lembaga perbankan first class. Acara itu akan diadakan di Bali. Tentu persiapan ini dilakukan dengan seksama sebagai ajang promosi investasi dan wisata Indonesia. Tidak tanggung tanggung anggaran untuk pertemuan akbar ini menelan biaya sebesar hampir Rp. 1 triliun. Semua demi membangun image bahwa indonesia ramah investasi dan tempat excting wista bagi siapa saja. Apa hasilnya ? Jelas luar biasa mengubah persepsi buruk orang terhadap Indonesia.

Contoh soal ASIAN GAMES, kemarin banyak email dari relasi saya di China, Jepang, Korea dan Eropa yang kagum atas pentas pembukaan ASIAN GAMES yang mereka nilai spektakuler. Bagi mereka, kalaulah Indonesia tidak aman , tentuk tidak mungkin presiden bisa mengendarai motor masuk ketempat acara. Tidak ada keributan dan tidak nampak Polisi berjaga dengan wajah angker. Semua damai dalam suasana ceria. Peristiwa ASIAN GAMES ini terus menjadi viral diberbagai media sosial di Luar negeri. Dahsyat sekali pengaruh dari kampanye ini terhadap persepsi orang asing kepada Indonesia. Jadi ini bukan pencitraan kampanye Pilpres tetapi kampanye investasi dan wisata. Tolong jangan GR seakan Jokowi lagi kampanye politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mengapa negara gagal ?

  Dalam buku   Why Nations Fail  , Acemoglu dan Robinson berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan kemakmuran atau kemiskinan suatu negara d...