Minggu, 26 Februari 2017

Cintailah aku (7)


Di Bangkok , Dono tinggal di Hotel Grand Millennium.  Itu karena sahabatnya dari US datang ke Bangkok untuk bertemu membahas rencana akuisis hotel. Jessica mendampingi Dono makan malam. Juga hadir mitra Dono dari Hong Kong, seorang wanita. Awalnya Jessica tidak begitu peduli karena pembicaraan lebih kepada masalah business. Seperti aspek legal business yang akan di lakukan di Bangkok. Kemudian membicarakan soal business model yang tepat, siapa international chain yang layak di rangkul. Design dan lain lain. Beranjak soal financial model tentang bagaimana merancang pembiayaan, Apakah melalui project funding atau project equity. Terakhir membahas mengenai project settlement sebagai dasar di lakukan financial closing.  Namun menjadi menarik pembicaraan ketika masalah business usai di bahas. 
‘ Apa yang kamu tahu mengenai jatuhnya harga minyak sekarang “ Kata Dono. 
“ Pada bulan September 2014, Sekretaris Negara AS John Kerry terbang ke Arab Saudi. Dia ada di sana untuk bertemu dengan Raja Abdullah, penguasa negara dan salah satu orang terkaya di dunia. Pertemuan itu bertujuan menyusun rencana untuk menghancurkan musuh bersama mereka: Rusia dan Iran. Tapi untuk melakukan serangan, mereka tidak akan menggunakan jet tempur, tank dan pasukan darat. Mereka akan menggunakan senjata jauh lebih kuat …” Kata sahabat Dono dengan tersenyum sambil meminum wine yang ada didepannya.
“ Apa itu “ 
“ Minyak.!” Katanya sabatnya dengan santai. “ Kamu tahu kan, minyak adalah komoditas yang paling strategis dalam perdagangan dunia. Arab Saudi adalah eksportir minyak terbesar di dunia. Memiliki kontrol atas harga. Mereka sepakat untuk membanjiri pasar minyak. Tujuannya adalah untuk menurunkan harga minyak. Tentu iniakan memukul telak  ekonomi Rusia dan Iran yang sangat bergantung pada penjualan minyak. Dengan demikian tidak sulit menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang di dukung Iran dan Rusia. Mereka ingin menghancurkan Iran karena alasan yang sama. Iran adalah saingan geopolitik sengit Saudi 'di wilayah tersebut.” Lanjut sahabat Dono.
“ Ya masuk akal juga. Strategi mereka memang berhasil.  Harga minyak telah anjlok lebih dari 70% sejak pertemuan September tahun 2014. “ Kata Dono.
“ Ya. Ini di manfaatkan China dengan memperbesar stok minyak nasionalnya. Maklum china kan pembeli minyak nomor 2 di dunia setelah AS. Padahal ketika itu ekonomi china sedang melemah. Daya beli China yang tinggi tidak membuat minyak naik tapi jusru jatuh terus.” Kata sahabat Dono.
“ Bagaimana dengan shale gas ? Dono ingin tahu reaksi Arab atas adanya industri minyak alternatif yang sendang tumbuh di Amerika Serikat.
“ Itu juga jadi sasaran untuk di hancurkan dengan penurunan harga minyak."

“ Mengapa ?“
“ Cobalah bayangkan.  Pada 1990-an, AS mengimpor hampir 25% dari total produksi minyak Arab. Karena adanya shale gas, tinggal hanya 5% saja. Benar benar pukulan yang menyakitkan. Ini harus di perangi oleh Arab. Mereka pikir harga jatuh  cukup lama akan membangkrutkan industri shale gas. Karena Ongkos produksi shale gas lebih mahal dari minyak Saudi. Tentu ini akan melumpuhkan pesaing utama dan memungkinkan Saudi mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang. Tapi perang ekonomi tidak selalu berjalan sesuai rencana. Saya pikir Saudi membuat kesalahan kolosal …”
“ Oh senjata makan tuan “ Seru Dono.
“ Saya pikir Saudi telah keterlaluan. Berperang dengan emosi. Padahal APBN mereka sebagian besar bergantung dengan minyak. Jadi penurunan harga tentu memukul ekonominya dan cadangan devisa bleeding. Selama lebih dari 30 tahun, Arab Saudi telah mematok mata uangnya pada 3,75 riyal per AS dolar. Untuk mempertahankan ini, perlu tumpukan besar dolar AS. Dengan cadangan historis yang besar, ini tidak pernah menjadi masalah. Tapi sekarang, anggaran Saudi berada di bawah tekanan serius. Ini mengancam kemampuan Arab Saudi untuk mendukung peg mata uangnya. Devaluasi hanya soal waktu harus di lakukan. Kalau benar di lakukan maka akan memenggal mereka yang punya penghasilan tetap. “ 
“ Itu  sangat mengerikan.” Kata Dono mengerutkan kening.
“ Kalau tidak segera di carikan solusi akan menimbulkan kerusuhan sosial, seperti negara teluk lainnya. Apalagi ongkos perang tolol dengan Yaman dan Suriah menguras anggaran tak sedikit. Saudi pikir mereka bisa mendukung pemberontak Suriah bersenjata dan menggulingkan pemerintah Assad dalam hitungan bulan. Mereka pikir Assad akan jatuh semudah Gadhafi lakukan di Libya pada tahun 2011. Itu perhitungan bodoh. Iran dan Rusia terlalu besar untuk di hadapi”
“ Oh I see. Dan dampaknya dari adanya krisis pasar minyak melebar kemana mana, khususnya moneter. Banyak bank memberikan pinjaman besar untuk perusahaan-perusahaan minyak termasuk shale gas yang kini banyak terancam bangkrut. Dan akan meningkatkan NPL bank. “ Kata Dono.
“ Ya. Saudi telah merusak industri Shale gas  AS. Dan mereka akan terus menyebabkan lebih banyak kerusakan. Tapi mereka tidak akan membuat semua bangkrut.  Industri shale gas punya daya tahan lebih dari Arab Saudi. Tekhnologi shale gas semakin maju dan bahkan tetap bisa bersang pada harga minyak USD 40 per barrel.” Kata Sahabat Dono.
“ Dan akhirnya semua rencana yang disusun dengan niat buruk  pada akhirnya justru memukul balik Saudi.” Dono menyimpulkan. " Datu satu hal lagi bahwa Saudi Aramco sebagai BUMN Arab Saudi dibidang minyak dan gas, hanya sebagai management supervisi. Dimana dari drilling , refinery, marketing, logistic, procurement, bahkan sampai pada training SDM di outsourcing kepada subsidiary company yang bermitra dengan asing. Dan ketika harga minyak jatuh, Saudi Aramco terpukul karena sumber penerimaan mereka hanya dari penjualan. Sementara subsidiary company  tetap untung karena mereka menjual jasa dan memakan dari semua cost yang dibayar oleh Saudi Aramco.” Lanjut Dono, melihat dari kacamata dia sebagai pebisnis. Bahwa skema bisnis minyak Saudi lebih menguntungkan outsourcing..
‘ Tepat sekali. Suatu kebodohan. Jalan satu satunya agar terhindar dari kebodohan fatal, maka sudah saatnya Saudi Aramco berpikir untuk mengambil alih semua industri jasa pendukung tersebut. Setidaknya bisa menjadi sumber pendapatan sampingan dan sekaligus menekan biaya untuk menyisakan margin dari harga minyak yang jatuh. Tapi dari mana uangnya ?
“ Ya Saudi Aramco sebagai pemilik konsesi bisnis dapat melepas sahamnya ke publik. Dari penjualan saham tersebut dapat di gunakan untuk mengambil alih oursourcing bisnis yang ada atau membeli industri jasa sejenis di pasar. ya sudah saatnya Arab mandiri di bidang tekhnologi oil dan gas. Jangan lagi tergantung dengan AS “ Kata Dono yang paham betul soal skema financial structure.
“ BIsa saja. Masalahnya kalau IPO, tentu harus terbuka segala sesuatunya. Apakah kerajaan Arab mau terbuka soal bisnisnya ? Apalagi semua tahu bisnis minyak juga di pakai untuk alat politik. Bukan pure business.” Kata sahabat dono.
Dono hanya mengangkat bahu. Mereka kemudian bicara soal lain sampai jam menunjukan pukul 1 dini hari. Sahabatnya minta undur diri karena besok pagi harus terbang ke Eropa. Dono menutup bill. Dari pertemuan itu , Jessica dapat mengetahui bahwa sumber informasi Dono sangat luas. Pergaulan dengan teman temanya dari kalangan yang dekat dengan the first hand information, bahkan yang tergolong confidential , memungkinkan dia mempunyai wawasan luas dalam mengambil kebijakan bisnis.
Malam itu Jessica tidur di ranjangnya sendiri dan Dono di ranjangna. Dono nampak lelah sekali. Apalagi keesokan paginya dia harus kembali ke Jakarta dan Jessica  kembali ke Ho Chi Minh.
***
Robert merasakan ada hubungan istimewa antara Jessica dan Dono. Dia bisa melihat dari mata Jessica. Walau terkesan lebih karena rasa hormat namun tidak bisa menyembunyikan sikap Dono yang begitu hangat kepada Jessica. Entah mengapa ada perasaan cemburu melihat kedekatan Dono kepada Jessica. Namun dia berusaha melupakan perasaannya kepada Jessica. Sadar bahwa dia bukanlah siapa siapa di bandingkan Dono untuk bisa merebut hati Jessica. 
Robert melihat sisi lain yang bisa di dapatnya dari bekerja di bawah Jessica. Setidaknya dia bisa mendapatkan akses kepada Dono langsung di bandingkan bekerja di bawah kendali Holding di Hongkong. Impiannya untuk membangun pabrik kliker dengan tekhnologi dari china bisa terkabulkan. Apalagi pasar rumah murah di Vietnam sangat besar. Pemerintah Vietnam punya program rumah untuk rakyat miskin sebagai bagian dari penataan wilayah komersial. 
Tapi bagaimana menyampaikan proposal ini kepada Jessica? Apakah terlalu cepat ? Dia merasa sungkan untuk membicarakan ini kepada Jessica. Karena tugasnya membantu Jessica belum terlaksana. Dan lagi apakah mungkin Jessica akan punya empati seperti harapannya? Robert menarik nafas. Terdengar HP suara panggilan. " Ya"
" Hi, Robert, jemput aku di bandara ya. " terdengar suara Jessica di seberang.
" Siap bu. Tolong ETA nya ?
" Jam 7 malam. "
" Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara”
“ " Terimakasih”
Ketika itu jam 5 sore. Robert sedang di kamar hotel. Dia berangkat langsung ke bandara dari tempat dia menginap di HO chi Minh. Dia teringat pertemuannya dengan seorang wanita yang juga Putri dari pentinggi Partai Vietnam. Nama wanita itu Yen. Walau sarjana dari China namun nampak seperti anak remaja yang belum dewasa. Maklum mungkin karena di besarkan oleh keluarga kaya. Melalui Yen, Robert di tawarkan peluang untuk bangun pabrik kliker khusus bahan material semen yang hemat biaya. Bahkan menghemat sampai 80% dari harga semen yang telah ada di pasaran. Semen ini juga punya daya tahan lebih baik dibandingkan dengan semen Portland. China menggunakan tehnologi dalam program rumah merah. 
Dari jauh nampak Jessica berjalan menuju kearah Robert. “ Capek ya” Kata Robert. Jessica hanya tersenyum. Robert membawa tas Jessica ke tempat parkir kendaraan. 
“ Bu, Besok senin kantor sudah siap. Izin pendirian perusahaan sudah selesai. Kita tinggal action saja.”Kata Robert sambil melajukan kendaraan.
“ Terimakasih Robert.” Kata Jessica sambil menatap kearah depan. Seakan sedang berpikir sesuatu. “ Hari selasa saya terbang ke Dongguan , China. Kamu siapkan SDM untuk tiga orang dulu ya. Bagian legal dan umum, akuntansi, Sekretaris.  Saya harap, saya kembali semua SDM sudah tersedia. “
“ Siap Bu.”
Robert  menanti Jessica memberi perintah lagi. Namun jessica nampak lelah dan akhirnya tertidur di kendaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Mengapa negara gagal ?

  Dalam buku   Why Nations Fail  , Acemoglu dan Robinson berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan kemakmuran atau kemiskinan suatu negara d...