Jumat, 30 September 2016

Terimakasih...


Berulang kali Yuni membaca Email itu. Dia tersenyum cara Burhan mengungkapkan siapa “dia “ yang di maksud. Setidaknya Yuni bisa menangkap makna di balik tulisan Burhan itu. Bahwa dia terperangkap dalam pelukan istri yang katanya pasrah, namun sebetulnya Burhan sendirilah yang menjadi kepasrahan korban buruan. Memang Pria hebat tidak bisa di kalahkan dengan kehebatan wanita.Tidak akan bisa. Itu yang Yuni ketahui dari sebuah buku yang dia baca. Hampir sebagian besar pria sukses terperangkap di rumah bukan karena istrinya hebat dan cantik tapi karena kesederhanaan istri. Karena dunia pria , dunia petarung, memang sudah rumit dari sononya dan dia merasa nyaman bersama wanita yang bersikap sederhana. Kecuali bagi pria yang pecundang, selalu inginkan sesuatu yang hebat dari istrinya di rumah, selalu inginkan istri sebagai konpensasi atas hidupnya yang kalah di luar sana.

Yuni dapat memaklumi mengapa Burhan tidak pernah terperangkap denganya walau ia sukses menjadikan perusahaan awalnya bernilai ratusan ribu dollar,  dalam 10 tahun menjadi puluhan juta dollar dengan omzet ratusan juta dollar Amerika. Kesuksesan demi kesuksesan yang dia raih tidak membuat Burhan terperangkap. Bertahun tahun dia merawat tubuhnya di salon dan spa. Ikut fitness , semua bertujuan agar dia tampak cantik dan seksi. Tapi itu tidak juga membuat Burhan tergila gila. Wajah oritental , kulit putih bersih, make up dan parfume mahal melekat tidak membuat Burhan bertekuk lutut. Yang bertekuk lutut justru pria selain Burhan yang memang dari sananya sudah pecundang , yang menilai wanita dari qualifikasi libido mereka.

“ Apakah Uda tidak pernah tertarik dengan kecantikan wanita di luar, selain Istri di rumah? Kata Yuni suatu waktu.

“ Kalau cantik yang kamu maksud, apa ada yang lebih hebat dari gadis cantik lulusan academy escort di Beijing. Mereka punya wawasan hebat mengenai sosial dan politik. Enak diajak bicara. Terkenal hebat di tempat tidur. Tinggi mereka diatas 165 cm. Usia belia. Dada mancung , pinggul yang serasi dengan panjang kakinya.  Betisnya yang indah dengan sepasang sepatu indah. Parfurme dan aksesoris mahal melekat sebagai wanita berkelas untuk….” Kata Burhan sambil tersenyum ringan

“ Untuk apa ? Yuni mengerutkan kening

“ Untuk menjadi aksesori pria berkelas, barang sesaat. Tak lebih”

“ Dan semua ada harga yang dibayar, kemudian di lupakan? Kata Yuni sinis.

“ Ya. “ Kata Burhan tenang.

“ Sejahat itukah pria  menilai wanita?

“ Aku tidak sedang menilai. Aku hanya menjawab pertanyaan kamu. Aku tidak menilai wanita karena kecantikannya dan kepintarannya. Bagiku wanita itu hebat karena dia menyadari kelemahan dan kekurangannya. Bukan berusaha menutupinya kekurangannya dengan berusaha tampil hebat. Tapi dengan kesederhanaannya.”

“ Tapi setidaknya Uda tertarik dengan kecantikan dan kemolekan tubuh wanita.”

“ Ya. Itu manusiawi. Tapi tidak akan membuat aku membeli untuk transaksi sex. Tidak pernah. “

“ Mengapa ?

“ Aku berusaha untuk tidak jadi pecundang yang menggunakan uang membeli kepalsuan. Tidak.” 

Yuni tahu benar akan sikap Burhan itu. Ini bukan soal munafik tapi setiap orang punya standar sendiri sendiri untuk membawa wanita ketempat tidur. Yuni harus maklum walau dia  bertemu dengan Burhan yang punya standar langka diantara banyak laki laki. Yuni bisa membuktikan itu selama lebih 10 tahun bersahabat dan bermitra dengan  Burhan. Pernah, bahkan sering dalam business trip , memaksa dia satu kamar hotel dengan Burhan, dan Burhan tidak pernah menyentuhnya, walau dia menanti sepanjang malam untuk di sentuh Burhan. Lambat laun kebersamaan dengan Burhan,  menyadarkan dia, arti kehormatan dan nilai persahabatan itu tidak harus di campur dengan sex. Walau kemungkinan itu bisa saja terjadi tapi hanya option. Dan option Burhan tetap tidak menyentuhnya.

Bila tadinya WA di block namun kini Burhan juga block telp nya. Sehingga Yuni benar benar tidak punya akses untuk bicara langsung dengan Burhan kecuali lewat email pribadi Burhan. Burhan benar benar sudah menjaga jarak dengannya. Yuni tahu bahwa itu bukan berarti Burhan membencinya dan tidak ingin terlibat dalam hidupnya lagi , tapi semata mata demi kebaikannya agar dia bisa focus melanjutkan hidupnya. Satu satunya yang meyakinkan Yuni bahwa Burhan tetap peduli dengannya adalah dengan keberadaan Yuli, putrinya. Yang sampai kini tetap di tanggung biaya pendidikan dan hidupnya oleh Burhan. Kalau dia menolak Burhan terlibat dengan biaya pendidikan Yuli, dia tidak tahu apakah masih ada ikatan emosi sebagai sahabat antara dia dengan Burhan.

Dengan email dari Burhan itu, Yuni harus menutup lembaran hidupnya menaklukan seorang Burhan. Dia harus melanjutkan hidupnya. Kini dia seorang janda. Punya tabungan lebih dari USD 10 juta , apartement di Jakarta, Singapore, Hong Kong, Perth dan ter-akhir di London. Dia anggota priority banking berkelas dunia yang memberikan layanan investasi dengan fixed income diatas biaya hidupnya sebulan. Secara materi dia aman dan secara psikis dia harus lebih baik karena melihat putrinya tumbuh sehat dan cerdas. Apakah ada yang lebih di syukuri dari seorang ibu , di banding menyaksikan anaknya sukses sebagai manusia berakhlak dan berilmu? Sebagai sahabat Burhan telah mentunaikan perannya. Sebagai mitra bisnis, Burhan telah mendelivery semua commitment nya  kepada Yuni. Apalagi ?

“ Terimakasih, uda. Terimakasih” Katanya menutup ipad nya. Dia berusaha tidur.

***
Ketika fajar datang , Yuni terbangun dari tidur lelapnya. Dia sholat sunah dua rakaat dan di lanjutkan dengan sholat Subuh. Dia berdoa tapi tepatnya tafakur. Puncak tafakurnya adalah rasa syukur atas hidup yang diberikan Tuhan kepadanya. Betapa setelah melewati cobaan derita nestapa, Tuhan memberinya kehidupan yang begitu Indah. Punya sahabat setia yang merubahnya menjadi lebih baik. Punya anak yang berlaku menentramkan hatinya, mencari rezeki mudah dan melimpah. Nikmat Tuhan apalagi yang dia dustakan? Karena di luar sana banyak wanita yang jatuh ke lubang lumpur untuk makan dan terpaksa menjadi piaraan pria pecundang..

Terdengar suara dari ipad nya. Dia berdiri dari duduk diatas sajadah. Melangkan kearah meja kerjanya. Ada email dari lembaga humanitarian international. Dia baca email itu. “ Selamat bergabung. Anda telah resmi menjadi anggota kami. Kami tunggu ke hadiran anda di New York.”  Yuni terkejut dan senang. Namun yang lebih membuat dia terharu adalah email itu di cc kan kepada 5 orang yang telah merekomendasikannya untuk lolos dari nominasi anggota dari lembaga terhormat itu. Hanpir tidak bisa di percaya dia bisa lolos dari nominasi itu. Apalagi sampai bisa mendapatkan 5 rekomendasi dari dunatur terbesar dari lembaga itu. Siapa yang ada di balik suksesnya sebagai anggota dari lembaga terhomat ini. 

Setelah dia teliti dari lima orang konlomerat legendaris yang memberi rekomendasi itu, ada satu nama yang dia kenal. Ia adalah CEO venture capital terbesar di China. Namanya tidak asing karena dia sahabat Burhan yang pernah satu team dalam proyek kemanusiaan di bawa china western development program. Tahulah Yuni bahwa Burhan di balik terpilihnya dia sebagai anggota dari lembaga terhormat dibidang kemanusiaan. Walau dia tidak pernah memberi tahu dan minta pendapat Burhan untuk bergabung dalam misi kemanusiaan namun tindakannya di ketahui Burhan, tanpa banyak tanya Burhan membantunya untuk menjadi pegiat kemanusiaan berkelas dunia.

***
Sore itu, hari kamis. Yuni duduk di restoran yang ada di Bandara, menanti seseorang. Dia tidak berharap seseorang itu akan menemuinya walau dari email dia sempat pamit akan terbang ke New York. Karena dia yakin seseorang itu sedang sibuk dengan persiapan pernikahan putrinya, yang tinggal hitungan hari pelaksanaannya. 

Dari kejauhan nampak seorang pria menghampirinya dengan senyum khas. Dia berusaha berdiri dari tempat duduknya untuk menyambut pria itu. “ Terimakasih Uda sudah datang” Kata Yuni menjabat tangan dan mencium punggung tangan pria itu.
“ Yun. Kini kamu sudah resmi menjadi pegiat kemanusiaan berkelas dunia dan tentu akan bergaul dengan orang hebat hebat. Selamat”
“ Terimakasih Uda. Untuk kesekian kalinya Uda bantu Yuni.  Yuni janji akan bekerja sebaik baiknya. Tidak akan mengecewakan Uda yang telah menjadi sponsor Yuni”
“ Kamu wanita hebat Yun. Kamu pantas mendapatkannya.”
“ Terimakasih Uda…”
“ Aku harus sholat dan langsung pulang. Kamu udah sholat” Kata Burhan berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke kasir membayar bill minuman Yuni. Pertemuan itu tidak lebih 5 menit.
‘ Belum. Ashar baru masuk kan Uda. Yuni ikut Uda ya ke musholla”
“ Ayo. “ Kata Burhan melangkah dan Yuni mengikuti dari belakang. " Mungkin anggota di Lembaga Kemanusiaan itu perempuan yang pakai jilbab hanya kamu, Yun" Sambung Burhan dengan tersenyum.
" Oh Ya Uda. "
" Jaga sholat ya.Itu cara terbaik kamu bersyukur kepada Tuhan."
" Ya Uda."

Sore itu pesawat membawa Yuni membelah langit dan terbang menuju dunia baru, untuk dia menemukan kesejatian akan dirinya di hadapan Tuhan.  Bahwa hidup bukan apa yang di pikirkan tapi apa yang di lakukan. Bukan apa yang di pelajari tapi apa yang di ajarkan.Bukan apa yang di  dapat tapi apa yang di berikan. Dari Burhan dia menemukan jalan menuju mata air ketika dia haus dan lapar dan ketika dia tersesat, Burhan menuntunnya ke cahaya.  Terimakasih Uda….

***
Dengan demikian kisah tentang Yuni "Untaian Lara Buat Yuni, Yuli sayang mama, Ini salahku, Dekatlah kepada Tuhan, Baik baiklah selalu.., Tidak Han, aku harus akhiri, Akhirnya lunak dan layu, Nilai persahabatan, Ujian Keimanan, USAI SUDAH. Tunggu kisah selanjutnya yang berjudul " Diantara empat Wanita" 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Ekonomi kita " agak laen"

  SMI mengatakan ekonomi kita agak laen. Karena banyak negara maju pertumbuhannya rendah, bahkan seperti Jepang dan Inggris masuk jurang res...